Apa Tuhan Itu Ada? Apa Buktinya? Manusia Hasil Evolusi?

3 Januari 2016 Oleh Ted

Artikel ini sebenarnya dibuat lebih untuk diri saya sendiri. Kenapa? Karena saya dulu sering meragukan keberadaan Tuhan. Jadi, artikel ini saya buat sebagai pengingat kepada diri saya sendiri bahwa sebenarnya Tuhan itu benar-benar ada.

Intinya bisa dibilang mumpung saya lagi "waras" jadi saya buat artikel ini Karena bisa saja suatu saat saya mengalami pergumulan yang melemahkan iman saya.

Beberapa penyebab / pertanyaan yang sering membuat orang meragukan keberadaan Tuhan:

  1. Apa buktinya Tuhan itu ada? Kalau Tuhan itu ada, kenapa dia tidak menampakkan diri, tidak secara nyata menyatakan diriNya.
  2. Kalau Tuhan ada dan maha kuasa, kenapa terjadi ketidak adilan di dunia ini? Orang jahat makin kaya dan senang-senang, banyak anak kecil menderita, banyak kekerasan, perang, penyakit, kelaparan dan hal-hal buruk di dunia.
  3. Kenapa ada neraka? (Kenapa Tuhan menciptakan neraka) Kenapa sepertinya tidak adil saja orang yang bersalah harus dihukum selama-lamanya di dalam api neraka.
  4. Kalau Tuhan itu ada, kenapa Dia tidak pernah menjawab doa saya?
  5. Saya sering melihat orang yang katanya ber-Tuhan, tapi kehidupannya lebih bejat, lebih buruk dibanding orang yang tidak percaya Tuhan.
  6. Kalau Tuhan itu ada, kenapa Dia melarang hal-hal yang menyenangkan dan sepertinya memaksa kita menjadi budak-Nya. Saya merasa lebih bahagia tanpa Tuhan, saya tidak perlu Tuhan untuk menjadi baik. Buktinya banyak orang atheis yang hidup baik dan bahagia.
  7. Kalau Tuhan itu ada, kenapa tidak ada penghukuman dari Tuhan bagi orang-orang yang menghina namaNya. Itu artinya Tuhan itu tidak ada karena Dia tidak bisa membalas atau diam saja terhadap orang-orang yang menghujat diriNya. Orang-orang yang menyebut nama Tuhan dengan sembarangan saya lihat hidupnya baik-baik saja dan malahan mereka sepertinya bahagia, sepertinya bebas.
  8. Saya percaya Tuhan kalau Tuhan bicara langsung sama saya.
  9. dll

Apa bukti Tuhan itu ada?

Jawaban singkat: Anda bisa menemukan jawabannya di dalam diri anda sendiri.

Saya tidak akan memberikan bukti-bukti ilmiah dan sebagainya. Saya rasa banyak orang lain yang sudah berusaha meyakinkan orang bahwa Tuhan itu ada dengan menggunakan bukti ilmiah lalu dikaitkan dengan tulisan-tulisan yang ada di kitab suci mereka, dsb. Tidak, saya tidak akan melakukan itu.

Lalu, apa bukti Tuhan itu ada? Buktinya adalah anda sendiri. Setiap manusia di dalam hatinya sudah ditanamkan wahyu umum, yaitu kondisi dimana manusia itu mengakui bahwa ada sesuatu yang lebih besar dari dirinya. Bahwa ada kekuatan yang lebih tinggi dibanding kekuatan mereka sendiri.

Sebagian orang mengakui kekuatan itu adalah kekuatan roh, ada juga yang menganggapnya kekuatan alam, kekuatan dewa-dewa dan sebagainya. Intinya mereka mengakui ada sesuatu yang lebih besar dari dirinya.

Bagaimana dengan orang yang katanya atheis dan tidak percaya bahwa Tuhan itu ada? Mereka dengan bangganya mengatakan Tuhan itu tidak ada! Saya bisa berikan ribuan bahkan jutaan bukti bahwa Tuhan itu tidak ada! Itu kata mereka.

Dibawah ini saya akan memberikan beberapa alasan kenapa orang menjadi atheist / tidak percaya Tuhan.

Alasan pertama: semua hal harus ada penjelasan ilmiahnya.

Mereka ini adalah orang atheis yang merasa dia bisa mengetahui segalanya, manusia yang merasa paling pintar. Mereka percaya bahwa manusia bukan dicipta Tuhan, mereka berpikir bahwa manusia dulunya adalah monyet atau mahluk yang lebih rendah (penganut paham evolusi).

Kalau saya pribadi sih ogah dibilang saya bisa seperti sekarang begini karena dulu saya adalah monyet, sebelum monyet saya adalah binatang yang lebih rendah, sebelumnya hanya cacing, lalu hanya mahluk sel tunggal, dsb.

Saya percaya saya adalah mahluk yang dicipta Tuhan secara sempurna (paham creationist), bukan hasil evolusi dari mahluk yang lebih rendah.

Jika kalian seorang atheist yang memuja paham evolusionist, itu berarti kalian juga mengatakan bahwa tidak ada surga dan neraka bukan? Bahwa hidup manusia itu sebenarnya tidak ada artinya. Toh kita bisa ada hanya karena hasil evolusi semata, itu artinya, jika anda adalah seorang atheist sejati, maka anda tidak boleh merasa takut sama sekali.

Itu artinya anda boleh melakukan apa saja yang ingin anda lakukan, anda boleh bersenang-senang sepuasnya tanpa memikirkan konsekuensinya, bebas tanpa ada batasan, anda bisa melakukan hal-hal yang menantang bahaya dan nyawa. Boleh juga coba-coba merampok bank dan tanpa ragu membunuh semua orang yang berusaha menghalangi, toh orang-orang itu hanya seekor "monyet" modern, tidak ada artinya.

Kalau anda jatuh sakit atau terluka atau tertangkap lalu dipenjara, disiksa, kenapa harus repot, anda tinggal bunuh diri saja. Toh, kalau anda adalah atheist sejati tidak percaya ada kehidupan setelah kematian bukan? jadi ngapain tersiksa di dunia, tinggal bunuh diri, beres, anda lalu menghilang begitu saja, tidak ada artinya.

Kalau kalian masih takut mati, itu artinya kalian mengakui bahwa Tuhan itu ada, atau setidaknya masih ragu, apakah Tuhan itu ada atau tidak.

Alasan kedua: sakit hati kepada Tuhan

Seseorang bisa menjadi atheist karena dia mengharapkan sesuatu dari Tuhan, namun Tuhan tidak berikan. Bisa disebabkan karena misalnya dia berdoa agar sesorang yang dikasihi tidak meninggal tapi tidak dikabulkan, atau karena kesulitan hidup yang terus menimpa atau karena dia sakit hati terhadap seseorang yang "katanya" rohani dan karena sebab lainnya. Orang seperti ini tidak akan tenang sebelum menyatakan Tuhan itu tidak ada.

Itu sebenarnya penyangkalan diri sendiri. Karena dalam hati kecilnya dia mengakui bahwa Tuhan itu ada, namun dia tidak suka kalau Tuhan itu benar-benar ada, Oleh karena itu berusaha sekuat tenaga untuk menyangkal Tuhan. Dia tidak tenang sebelum dia yakin 100% Tuhan itu tidak ada. Biasanya dia menghasut banyak orang untuk percaya bahwa Tuhan tidak ada, karena dia butuh teman untuk menguatkan dirinya bahwa Tuhan itu tidak ada.

Kalau kalian adalah atheist sejati, maka tidak perlu repot-repot menyangkal Tuhan, bahkan sampai bikin tulisan, website atau blog untuk membuktikan Tuhan itu tidak ada. Untuk apa anda menyangkal sesuatu yang tidak ada?

Jika anda berusaha meyakinkan orang lain karena anda sakit hati dengan seseorang atau sekelompok orang yang mengaku percaya Tuhan, maka anda salah besar jika menyalahkan Tuhan. Masalah anda adalah dengan orang-orang tersebut, bukan dengan Tuhan.

Menurut saya, salah satu contoh tokoh terkenal yang menjadi atheist karena "sakit hati" kepada Tuhan adalah Charles Darwin. Sang penggagas teori evolusi itu menjadi atheis setelah kematian anaknya, Annie.

Selain itu, Darwin juga melihat contoh buruk dari beberapa orang "beragama" yang melakukan perbudakan. Dikarenakan hal itu, dia mengambil kesimpulan bahwa hewan dan manusia tidak terlalu jauh berbeda (sama-sama liar).

Kalau kamu adalah seorang atheist tipe kedua, maka saya cuma sarankan: bertobat bro / sis, mumpung belum terlambat.

Alasan ketiga: Dunia lebih baik tanpa adanya Tuhan

Apakah banyak orang atheist yang lebih bermoral daripada orang yang percaya Tuhan? Banyak.

Mereka biasanya tidak selalu mengajak orang-orang untuk menjadi atheist. Namun mereka sering menunjukkan bahwa kehidupan mereka lebih baik dengan menjadi atheist.

Bila seorang atheis gadungan alias KW menulis artikel 1001 alasan untuk tidak mempercayai Tuhan, maka atheis sejati biasanya menulis alasan-alasan yang lebih masuk akal dan rasional untuk menjadi atheist tanpa perlu menjatuhkan / menjelek-jelekkan Tuhan. Intinya mereka mengatakan bahwa kehidupan manusia akan lebih baik tanpa Tuhan.

Lalu apa tujuan para atheist ini berbuat baik?

Tujuannya adalah untuk bahagia, mereka mengatakan yang terpenting di dunia ini adalah bahagia, bahagia, dan bahagia. Itu saja. Dengan kata lain, semuanya berpusat kepada dirinya sendiri.

Mereka berbuat baik dengan harapan orang lain juga berbuat baik kepada dirinya, mereka berharap dunia yang aman dan nyaman. Intinya mereka ingin hidup bahagia, itu saja.

Mereka mengatakan tidak takut mati dan percaya manusia memiliki potensi yang tidak terbatas untuk menjadikan dunia ini lebih baik. Semboyan mereka: "HUMANITATE MAGIS QUAM RELIGIONE NOBIS OPUS EST" atau "We need humanity more than religion" atau kita butuh kemanusiaan lebih dari agama.

Mereka merasa tersinggung jika dikatakan bahwa masalah di dunia ini adalah disebabkan oleh manusia yang berdosa dan mereka percaya semua manusia memliki potensi untuk menjadi baik.

Orang-orang ini bisa dibilang adalah atheist sejati dan sulit untuk diselamatkan (tapi bukan tidak mungkin).

Kepada orang-orang semacam ini saya hanya bisa mengatakan: kalian bisa berbuat baik, bermoral dan mengasihi orang lain karena kalian sebenarnya adalah peta teladan Allah. Ada sifat-sifat Allah yang baik di dalam diri kalian. Makanya kalian bisa memiliki perasaan cinta kasih dan memiliki beban atau keinginan membantu orang lain.

Tapi karena kalian sudah jatuh dalam dosa dan ingin memberontak kepada Tuhan, tidak ingin dibawah kuasa Tuhan, maka kalian akhirnya meng-agung-kan manusia diatas segalanya atau dengan kata lain men-tuhan-kan manusia.

Alasan keempat: ingin hidup bebas, sebebas-bebasnya.

Orang macam begini sama sekali tidak percaya Tuhan itu ada. Oleh karena itu mereka berbuat sesuka hati, mereka malas memikirkan tentang Tuhan, hanya ingin bersenang-senang bahkan sampai bisa membunuh orang tanpa perasaan bersalah dan sebagainya. Mereka tidak takut mati.

Seringkali mereka menantang dan mengejek Tuhan dengan mengatakan: "Kalau Tuhan itu ada, coba muncul dan hadapi saya langsung!"

Untuk orang semacam ini saya tidak bisa berkata banyak, mereka merasa orang yang paling bebas sedunia, padahal mereka tidak sadar bahwa sebenarnya mereka sedang dibelenggu oleh setan.

Jika Anda adalah atheist tipe keempat, saya hanya berharap Anda mendapatkan "momen menjelang kematian" yang cukup. Setiap orang yang menolak Tuhan, pada saat menjelang titik kematian, mereka akan mengalami ketakutan yang luar biasa besar, karena kematian itu bukanlah suatu kejadian natural. Kematian terjadi akibat dosa.

Adalah hal yang sangat umum dan sering terjadi jika para atheis sedang naik pesawat lalu tiba-tiba pesawat mengalami gangguan dan secara tidak sadar mereka berkata "Oh My God!", hal ini terjadi karena kematian menakutkan.

Jika Anda saat ini masih menolak Tuhan, saya berharap Tuhan beranugerah memberikan waktu yang cukup untuk bertobat menjelang kematian Anda, walaupun waktu itu sangat singkat, mungkin hanya 1 menit saja. Ingatlah akan hal ini: Hanya Tuhan Yesus yang dapat menyelamatkan jiwa Anda dari penghukuman kekal, terimalah Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat Anda.

Sayangnya, tidak semua orang mendapatkan "momen menjelang kematian", banyak orang atheist yang mati secara mendadak (misalnya karena kecelakaan atau bisa juga karena tindakan bodoh mereka sendiri) sehingga tidak ada kesempatan untuk merenung dan bertobat.


Alasan saya menuliskan beberapa penyebab seseorang menjadi Atheist adalah agar anda bisa bertanya kepada diri sendiri:

"Apa sebenarnya yang menjadi penyebab saya mempercayai bahwa Tuhan itu tidak ada?"

Jika anda mengetahui penyebabnya, sekarang terserah anda mau "di obati" atau anda ingin terus memaksakan pemikiran anda atau terus tidak perduli.

Lalu, apa buktinya Tuhan itu ada?

Sejak manusia hidup tercatat dalam sejarah, tidak pernah ada satu masa pun dimana manusia tidak percaya sama sekali terhadap dewa-dewa atau Tuhan. Itu adalah salah satu bukti Tuhan menaruh wahyu umum di dalam manusia.

Sampai sekarang pun, dimana teknologi sudah berkembang pesat dan bisa menjelaskan banyak fenomena alam dsb, tetap saja manusia mengetahui bahwa ada kekuatan supra natural yang melebihi dirinya.

Tidak mungkin akan ada kondisi dimana semua manusia mengakui Tuhan itu tidak ada, karena di dalam setiap diri manusia sebenarnya sudah ditanamkan sifat kepercayaan terhadap Tuhan.

Hanya saja ada orang yang mau mencari Tuhan, namun ada juga orang yang menghiraukannya dan menganggap manusia tidak perlu Tuhan oleh karena itu mereka mengubur hal itu dalam-dalam (bukannya tidak ada).

Kembali saya bahas, Tuhan menaruh wahyu umum dalam diri anda, itu artinya walaupun pikiran anda selalu menolak keberadan-Nya, namun di hati kecil anda pada suatu titik akan mengakui bahwa Dia ada. Okelah jika kalian tidak mengakui Tuhan, tapi kalian pada suatu waktu akan mengakui bahwa ada kekuatan yang lebih besar dari anda, kekuatan supra natural yang tidak terlihat.

Mungkin kalau kalian sedang dalam kondisi baik-baik saja akan benar-benar menolak dan menghujat Tuhan. Tapi coba bayangkan misalnya anda berada dalam kondisi antara hidup dan mati, misalnya saat sedang disandera oleh teroris, atau jika misalnya anda sedang berlayar lalu kapal anda tenggelam di tengah lautan luas. Apa yang akan kalian lakukan?

Apakah kalian akan bertahan hidup? apakah kalian takut mati? Apa secara "tidak sengaja" kalian akan berkata Tuhan tolong saya? Kalau jawabannya iya, maka itu karena di hati kecil kalian mengakui ada kehidupan setelah kematian, bahwa kehidupan kalian itu berharga dan diri kalian bukanlah sekedar sebuah mahluk hasil evolusi.

Dengan kata lain (saya ulang lagi):

SEORANG ATHEIST DILARANG UNTUK TAKUT MATI.

Kalau masih takut mati itu berarti atheist KW atau palsu

Kalau kalian "nyangkut" di artikel ini karena penasaran apakah Tuhan itu ada atau tidak, kalau kalian merasa gelisah dan selalu mencari bukti-bukti dan berbagai alasan yang menyatakan bahwa Tuhan itu tidak ada, maka sebenarnya kalian masih ragu-ragu, bahwa sebenarnya hati kecil kalian ingin mencari kebenaran.

Ingatlah, Tuhan berdaulat atas segala sesuatu, termasuk dari jutaan website yang ada di internet tapi kalian mendarat di artikel ini. Itu adalah kedaulatan Tuhan. Itu artinya Tuhan memanggil anda untuk kembali kepadaNya.

Tinggal kalian mau terima atau mau keraskan hati. Saran saya, terima saja kuasa Tuhan dan bertobatlah di hadapanNya.

Bagaimana cara benar-benar memastikan bahwa Tuhan itu ada?

Ada tiga tahap untuk mengetahui apakah Tuhan itu benar-benar ada, yaitu:

  1. Tanya dulu ke diri sendiri apakah sobat benar-benar ingin tahu tentang Tuhan? Sekali lagi saya ulangi pertanyaannya: APAKAH BENAR-BENAR INGIN TAHU? Bukan setengah hati ingin tahu, seperti iseng-iseng berhadiah / tidak terlalu perduli apakah Tuhan ada atau tidak.
  2. Kalau sobat secara rendah hati ingin tahu Tuhan, maka yang perlu sobat lakukan adalah: Tanya sendiri ke Tuhan. Apakah Dia benar-benar ada? Tanyakan saja langsung kepadaNya, "Tuhan, jika Engkau ada, tuntunlah iman kepercayaan saya ke jalan yang benar"
  3. Setelah itu sobat dituntut untuk peka terhadap pimpinan Tuhan.

Tapi, jangan asal percaya membabi buta, kenallah Tuhan yang BAIK DAN BENAR, jangan sampai anda mengenal setan yang mengaku-ngaku sebagai tuhan.

Tuhan tidak akan menjawab dari langit "Iya, Aku ada, ini Aku, percayalah kepada Ku" (sebenarnya bisa saja sih, tapi seringkali Dia tidak melakukannya). Tuhan lebih sering menjawab dengan cara-cara natural tapi tidak bisa ditolak bagi orang yang rendah hati dan benar-benar ingin mencari Tuhan.

Dia akan menjawab secara khusus melalui FirmanNya yang tertulis di dalam Alkitab dan juga melalui berbagai hal misalnya melalui orang-orang di sekitar anda, melalui kesaksian, melalui tulisan-tulisan dan lain-lain.

Bila anda meninggikan diri sendiri, merendahkan Tuhan, mengejek Tuhan, menantang Tuhan, mengatakan manusia bisa hidup karena dirinya sendiri dan tidak membutuhkan topangan tangan Tuhan, maka sangat kecil kemungkinannya anda akan menemukan Tuhan dalam hidup anda.

Jangan berdoa dengan kalimat yang memerintah Tuhan, seperti:

  • Tuhan, jika Engkau ada, berilah saya tanda yang spektakuler.
  • Jika Engkau ada, berilah saya kesembuhan / kembalikan keluarga saya yang meninggal.
  • Jika Engkau ada, lakukanlah mujizat dengan menurunkan hujan saat ini juga, dll, dsb

Tuhan bisa saja mengabulkan permintaan anda, tapi bisa juga tidak. Memang siapa kita menyuruh Tuhan melakukan apa yang kita mau, seakan-akan Dia membutuhkan manusia.

Tidak ada dalam kamus Tuhan yang mengatakan "Asal manusia senang"

Tuhan mempunyai HAK untuk mengabulkan atau menolak permintaan kita. Jika Dia memberi apa yang kita minta bukan karena dia butuh kita, tapi semata-mata karena Dia mengasihi kita dan tahu yang terbaik bagi kita.

Banyak atheist dengan sombongnya mengatakan: "Kalau Tuhan itu ada, biar Dia berbicara langsung sama gw sini!"

he he, orang seperti itu benar2 tidak tahu apa yang mereka perbuat. Ingatlah Tuhan tidak butuh manusia, namun manusia yang butuh Tuhan.

Atheist yang sombong begini biasanya kehidupannya lancar, aman dan nyaman dan hal ini akan semakin membuat dirinya percaya bahwa Tuhan itu tidak ada. Kok bisa? Akan dijelaskan nanti dalam artikel ini.

Mungkin ada yang penasaran "Kenapa Tuhan tidak bicara langsung pada jaman modern ini, bukankah kalau Tuhan berbicara langsung akan menjadikan semua hal menjadi lebih sederhana?"

Jawabannya adalah: Allah bisa saja berbicara langsung kepada manusia pada saat ini tapi bukan berarti perlu.

Allah sudah memberikan Alkitab yang merupakan perkataan Tuhan atau Firman Tuhan. Jika ingin mengenal pribadi Allah dan merasakan penyertaan Tuhan, maka bacalah Alkitab.

Alkitab itu sudah komplit dan sempurna, apapun yang kalian perlukan untuk menjalani kehidupan ini dengan baik dan penuh kekuatan, bisa ditemukan di dalam Alkitab.

Ok sekarang kita andai-andai saja jika kondisinya dibalik, bagaimana kalau seandainya Tuhan setiap hari berkomunikasi secara verbal melalui kita?

Itu artinya kita tidak perlu Alkitab (kalau ada pertanyaan kita kan bisa ngobrol langsung sama "Tuhan").

Tapi disisi lain akan muncul satu pertanyaan "bagaimana kamu bisa tahu kalau Tuhan yang kamu ajak ngobrol itu adalah Tuhan yang sejati? Jangan-jangan kamu malah ngobrol sama setan!"

Beda dengan Alkitab, kamu bisa percaya kalau itu benar-benar Firman Tuhan karena sudah TERUJI selama ribuan tahun.

Lebih lengkapnya bisa baca artikel: Apa buktinya Alkitab itu asli klik disini

Lalu kenapa jaman dahulu Tuhan sepertinya lebih sering "berbicara langsung" dan melakukan perbuatan-perbuatan dahsyat?

Jawabannya adalah: karena dulu belum ada Alkitab (atau belum lengkap), oleh karena itu Tuhan perlu menunjukkan kuasaNya atau otoritasNya diatas semua "dewa-dewa" yang lain (diatas iblis lebih tepatnya).

Kalau mau dipersingkat: Tuhan tidak perlu berbicara langsung (secara verbal) kepada manusia pada saat ini karena sudah ada Alkitab.

Selain itu, sejarah membuktikan jika sekalipun Tuhan berbicara langsung, itu bukan jaminan orang mau bertobat dan mengikut Tuhan.

Contohnya? Bangsa Israel yang Tuhan tuntun keluar dari Mesir begitu sering melihat langsung kuasa Tuhan yang dahsyat dan ajaib, namun tetap saja sering meragukan dan mempertanyakan "dimana Tuhan?"

Intinya, Kalau kalian ingin mencari kebenaran, maka kebenaranlah yang akan kalian temukan. Kalau kalian mencari-cari kesalahan, bukti paling jelas sekalipun tidak akan membuat anda percaya kepada Tuhan.

Seperti saya bilang di awal, jawabannya adalah dalam diri anda sendiri.

Kesaksian pengalaman pribadi penulis

Seperti saya katakan di awal, artikel ini sebenarnya ditulis sebagai pengingat bagi diri saya yang terkadang meragukan keberadaan Tuhan.

Secara pengalaman saya sering kali merasakan kebaikan dan kesabaran Tuhan yang luar biasa kepada diri saya. Namun saya sama seperti bangsa Israel di dalam Alkitab yang begitu banyak menerima kasih karunia Tuhan tapi sering melupakanNya.

Catatan: Kehidupan bangsa Israel dan hal-hal yang dilakukan Tuhan kepada bangsa Israel di jaman dahulu adalah gambaran kondisi kita di jaman sekarang. Kita sebenarnya adalah pemberontak, orang berdosa yang ingin melawan Tuhan.

Catatan 2: Israel pada jaman modern ini mengacu pada "umat pilihan Allah" dan bukan mengacu pada negara Israel. Sudah dijelaskan dalam Alkitab Perjanjian Baru (oleh karena itu warga negara Israel sampai sekarang banyak yang tidak mengakui Perjanjian Baru).

Hanya oleh anugrah saja kita bisa diselamatkan oleh Tuhan, bukan karena perbuatan baik kita.

Dibawah ini adalah contoh hal-hal yang pernah saya alami yang membuat saya percaya bahwa Tuhan itu ada.

Pertama-tama saya akan cerita tentang pengalaman saya saat hendak ingin menulis artikel ini.

Seperti biasa saat hendak menulis suatu artikel saya coba mencari sumber-sumber untuk menambah pengetahuan dan menambah ilham apa yang harus saya tulis atau bahas.

Anehnya di awal saya mau menulis artikel "Apa Tuhan itu ada?" akses internet di rumah saya mati / tidak dapat digunakan. Akibatnya saya tidak bisa mencari info tambahan dari luar.

Namun itu adalah salah satu bentuk pemeliharan Tuhan bagi diri saya. Karena internet mati, maka saya bisa berdoa, merenungkan, mengingat-ingat kebaikan Tuhan di hidup saya dan menelusuri hati saya sendiri tanpa distorsi atau masukan dari luar. Dengan kata lain: Pikiran saya belum dicemari oleh tulisan-tulisan yang bisa membuat goyah iman saya.

Keesokan paginya internet kembali bisa digunakan seperti biasanya. Saat itu kerangka dari artikel ini sudah selesai dan sudah mencakup inti utama dan alasan2 kenapa saya percaya Tuhan itu ada.

Akhirnya saya mencari2 info tambahan dari internet, saya membaca cukup banyak artikel dari dalam negeri dan luar negeri alasan-alasan kenapa para atheis tidak mau percaya Tuhan.

Tahukah anda? seandainya saja malam sebelumnya internet tidak mati, maka mungkin saya saat ini meragukan keberadaan Tuhan karena alasan-alasan yang di utarakan oleh para atheist sangatlah masuk akal manusia.

Namun puji Tuhan karena sebelumnya saya sudah diberikan waktu oleh Tuhan untuk merenungkan keberadaanNya, setelah baca artikel2 yang ditulis oleh para atheist, bukannya iman saya menjadi goyah namun justru saya seperti bisa memberi jawaban atas pernyataan2 mereka.

Apakah hanya kebetulan internet mati? Kalau saya berusaha menyangkal Tuhan pasti akan mengatakan itu hanya kebetulan. Namun terlalu sering terjadi "kebetulan" di hidup saya. Dan di dalam agama kristen, namanya kebetulan itu tidaklah ada karena kami percaya Tuhan berdaulat atas segala sesuatu (termasuk matinya internet).

Hal kedua yang membuat percaya Tuhan itu ada, adalah: Karena setan itu benar-benar ada.

Jujur saja, di jaman modern sekarang ini, perbuatan2 spektakuler iblis lebih sering atau lebih "nyata" dibanding perbuatan2 ajaib Tuhan.

He he, pikiran saya sangatlah sederhana: Kalau setan itu ada, berarti Tuhan itu juga pasti ada

Beberapa hal yang membuktikan setan itu ada:

  • Saya mengenal saudara yang dulu pernah memiliki ilmu hitam, dia bisa melihat tempat dari jarak jauh
  • Seseorang yang pernah dekat dengan diri saya bisa meramal, bisa baca kehidupan orang dengan tepat walau belum pernah ketemu sebelumnya (tidak kenal).
  • Pengalaman supra natural yang pernah saya alami sendiri. Jika ingin mengetahui cerita lebih lengkapnya bisa baca artikel: Apa mujizat itu masih ada saat ini? klik disini

Setan bekerja dengan cara yang berbeda-beda. Di negara Asia pada umumnya, dimana kepercayaan terhadap hal-hal gaib masih begitu kental, setan bekerja dengan memberi sesuatu yang spekatakuler dan hal-hal hebat melebihi kemampuan manusia biasa (mendadak kaya, mendadak sehat, mendadak cantik, mendadak kuat, dsb).

Di negara barat pada umumnya setan bekerja dibalik layar dengan tidak menampakan diri namun memberi kekayaan, kecukupan, "kebahagiaan" bagi orang-orang yang menentang keberadaan Tuhan. Tujuannya cuma satu: untuk membuat orang membuang Tuhan karena merasa manusia bisa hidup baik tanpa Tuhan.

Satu hal yang pasti, kejadian supra natural yang saya alami adalah NYATA dan benar-benar ada. Saya bukanlah orang yang suka berimajinasi atau berhalusinasi, saya adalah orang yang sering mengandalkan pikiran dan logika untuk menjelaskan segala hal.

Namun ternyata Tuhan mengajarkan saya bahwa ada hal-hal supra natural di dunia ini. Dan hal yang saya rasakan adalah, semakin saya taat Tuhan, semakin saya bisa merasakan keberadaan Tuhan yang nyata, semakin saya bisa mengalami penyertaan Tuhan yang luar biasa.

Darimana asal manusia? Apakah hasil evolusi?

Hal ini penting, karena kepercayaan anda kepada Tuhan diawali dengan kepercayaan anda darimana manusia berasal.

Di dunia ini terbagi atas dua macam tipe orang, yaitu:

  • Evolusionist: yaitu orang-orang yang percaya manusia yang ada sekarang adalah hasil evolusi dari mahluk yang sebelumnya lebih rendah.
  • Creationist: yaitu orang-orang yang percaya bahwa manusia bisa ada di dunia karena ada yang menciptakannya, tidak melalui proses evolusi namun langsung ada.

Mereka yang percaya Tuhan, secara otomatis harus masuk kedalam kategori creationist.

Mereka yang tidak percaya Tuhan secara otomatis akan masuk dalam kategori evolusionist.

Kalau ada orang kristen yang percaya dengan teori evolusi, dia akan menyusahkan dirinya sendiri dan pada satu titik akan berpikirian antara ilmu pengetahuan dengan agama sangat bertolak belakang.

Kenyataannya tidaklah demikian, orang kristen jangan takut untuk belajar ilmu pengetahuan karena dengan demikian kita dapat menemukan jejak-jejak Tuhan dalam setiap aspek kehidupan.

Kalau ada sesuatu hal temuan yang tidak cocok dengan kitab suci, maka hanya ada dua kemungkinan:

  1. Hal tersebut adalah salah
  2. Otak kita belum sampai atau belum bisa mengerti sepenuhnya tentang misteri Tuhan.

Intinya, antara ilmu pengetahuan dengan kitab suci tidaklah bertentangan.

Balik lagi tentang teori evolusi, hal tersebut jelas-jelas salah karena tidak sesuai dengan kitab suci.

Pada artikel kali ini saya tidak akan berbicara terlalu detil mengenai bukti-bukti ilmiah kalau evolusi itu salah, namun saya akan berikan pemikiran yang ringan-ringan saja.

Selama lebih dari 5000 tahun terakhir, tidak ada buktinya kalau ada suatu mahluk yang ber-evolusi menjadi mahluk yang lebih kompleks. Misalnya tidak ada ular berubah jadi burung dsb.

Atau tidak perlu jauh-jauh, manusia sebelumnya dibilang berasal dari monyet, namun selama ribuan tahun terakhir tidak ditemukan satu pun monyet yang bisa berbicara dan akhirnya memiliki akal budi. Atau lihat saja manusia sendiri, apakah manusia pernah ada yang berevolusi menjadi lebih baik atau lebih kompleks?

Kenyataannya justru sebaliknya, manusia jaman sekarang kualitasnya justru menurun dibanding manusia jaman dahulu. Teknologi memang berevolusi banyak, tapi tidak dengan manusianya.

Yang terjadi selama ini bukanlah evolusi, tapi adaptasi dan itu juga hanya minor dalam arti tidak ada perubahan klasifikasi, mungkin hanya perubahan warna tubuh, bulu, dsb.

Yah, mungkin para evolusionist akan mengatakan evolusi baru terjadi setelah jutaan tahun, dsb, dst. Tapi semua itu hingga sekarang masih perdebatan dan saya lebih berpikir secara rasional dan hanya melihat fakta dari sejarah yang tertulis saja, bahwa sejak 5000 tahun terakhir tidak ada yang namanya evolusi atau paling tidak tanda-tandanya.

Dan selain itu, radiometric dating (penanggalan radiometric) yang sering digunakan untuk mempredeksi umur bumi pun sebenarnya hingga saat ini masih menjadi perdebatan dan belum tentu 100% pasti benar. Artinya bumi kita belum tentu berusia jutaan tahun, bisa jadi jauh lebih muda dari yang dibayangkan.

Kalau kalian penganut paham evolusi mengatakan bahwa semua mahluk memiliki kode genetik yang universal / mirip, memiliki embrio yang mirip, dsb yang akhirnya menyimpulkan itu adalah bukti evolusi (karena berasal dari satu sel / mahluk yang sama), maka saya juga bisa mengatakan itu bukan bukti evolusi, justru itu adalah bukti bahwa yang "merancang" semua mahluk hidup itu hanya satu, yaitu Tuhan sang pemilik dunia ini.

Saya pikir saat ini teknologi manusia sudah sangat canggih dan mampu membuat kloning dan sebagainya. Namun, secanggih apapun teknologi manusia dan bahkan mungkin suatu saat akan mampu mereplika manusia dengan fisik dan DNA yang 100% sama, namun saya berani bertaruh, hasil kloningan manusia walau secara genetik sama persis namun itu adalah individu yang berbeda.

Jadi, kalau misalnya ada orang yang mau kloning Hitler, walau secara fisik sukses dan sama persis, namun hasil kloning tersebut bukanlah Hitler, dia adalah pribadi yang berbeda. Dengan kata lain, manusia yang satu dengan yang lain adalah individu yang berbeda, tidak bisa tergantikan.

Kenapa bisa begitu? Karena saya percaya hanya Tuhan yang mampu memberikan jiwa kepada manusia.

Kenapa saya yakin hasil kloning pasti merupakan individu yang berbeda? Karena sudah ada buktinya, seseorang yang kembar identik memiliki DNA yang 100% sama, namun kenyataannya kedua orang tersebut adalah individu yang berbeda, bahkan memiliki sidik jari yang berbeda.

Artinya apa? artinya manusia ini bukanlah hanya segumpalan daging yang bisa tercipta karena proses pembelahan sel dan sebagainya, tapi kita bisa ada karena ada Tuhan yang memberikan roh kepada kita.

Janganlah merendahkan diri anda sendiri dengan mengatakan "saya ada di dunia ini semata-mata karena proses alam dan mutasi sel belaka".

Saya akan menjawab secara singkat pertanyaan yang sering diajukan seputar asal-asul manusia, yaitu:

Kalau manusia pertama itu adalah Adam dan Hawa, dari mana anak-anak mereka mendapatkan istri atau suami? Apakah ada orang lain yang diciptakan selain Adam dan Hawa atau apakah ada orang lain yang berasal dari hasil evolusi?

Jawabannya adalah: anak-anak Adam dan Hawa menikahi saudara atau saudarinya sendiri.

Jelas tertulis di Kejadian 3:20 bahwa Hawa adalah ibu dari semua yang hidup. Jadi, semua manusia pasti berasal dari keturunan Hawa.

Tapi, bukankah Tuhan melarang pernikahan dengan kerabat terdekat?

Beberapa penafsir mengatakan bahwa salah satu alasan Tuhan memberikan larangan menikahi kerabat terdekat adalah untuk mencegah anak yang dilahirkan menjadi cacat atau tidak sempurna, oleh karena itu hingga sekarang tidak diperbolehkan menikahi kerabat terdekat.

Hal ini berhubungan dengan genetika. Kalau penjelasan secara ilmiahnya cukup panjang, jadi saya akan tulis secara sederhana saja.

Seorang anak biasanya mewariskan gen dari orang tuanya, termasuk gen yang buruk (entah penyakit dsb). Jadi, apabila ada orang yang menikahi saudara dekatnya, maka gen yang buruk itu akan semakin "kuat" atau mendominasi, karena mereka mewarisi gen / penyakit yang sama.

Lalu kenapa dulu di-ijinkan?

Hal ini karena di jaman dahulu bisa dibilang manusia masih dalam kondisi paling baik, tidak ada penyakit bawaan dan sebagainya (Buktinya orang jaman dahulu hidupnya lebih lama). Adam dan Hawa diciptakan Tuhan secara sempurna, bahkan Hawa dicipta menggunakan sebagian dari tubuh (rusuk) adam.

Oleh karena itu pernikahan sesama saudara tidak akan menimbulkan penyakit karena gen mereka masih "bersih", belum terjadi mutasi gen dan sebagainya. Namun dengan semakin banyaknya manusia, semakin berkembangnya penyakit (yang bisa masuk akibat dosa), pelarangan pernikahan sesama kerabat dipertegas kembali pada jamannya Musa.

Kalau membicarakan evolusi bisa satu artikel sendiri, mungkin akan saya buat artikelnya suatu saat.

Kalau Tuhan itu maha kuat dan maha pengasih, kenapa ada perang, penderitaan, kelaparan, sakit penyakit?

Jawaban singkat: Karena Tuhan mengutuk dunia ini.

Kalau kalian mengatakan bahwa adanya kekacauan di bumi ini adalah bukti Tuhan itu tidak ada, maka saya mengatakan sebaliknya, adanya penderitaan di bumi ini justru merupakan bukti Tuhan itu ada. Kenapa?

Alkitab mengatakan Tuhan mengutuk bumi ini karena manusia memberontak terhadap Allah, itu artinya akan selalu ada penderitaan di atas bumi ini sampai Tuhan datang kedua kalinya.

Karena Tuhan sudah berkata demikian, maka itu pastilah yang akan terjadi dan ini berarti tidak akan mungkin ada dunia yang sempurna tanpa perang, tanpa penyakit, tanpa kelaparan, dsb seperti yang diharapkan oleh para atheist yang "baik hati".

Ga percaya dengan saya? Lihat saja sejarah dan sampai kalian mati-pun kalian tidak mungkin melihat bumi yang sempurna seperti awal diciptakan (kecuali Tuhan Yesus sudah datang kedua kalinya sebelum kalian mati).

Berarti salah Tuhan dong atas kekacauan di dunia ini? Atau dengan kata lain, Tuhan itu sadis!

Jangan salahkan Tuhan, Tuhan menciptakan dunia dan segala isinya dengan baik, tidak ada sakit penyakit, tidak ada pembunuhan (semua binatang makan tumbuh-tumbuhan), tidak ada kelaparan dan hal-hal buruk. Tapi karena manusia memberontak terhadap Tuhan, oleh karena itu Tuhan menghukum manusia.

Jadi, Tuhan ingin manusia menderita?

Sama sekali tidak, dia tidak ingin manusia menderita. Bahkan walaupun manusia sudah memberontak terhadap Tuhan, Dia ingin manusia kembali kepadaNya.

Saya masih belum mengerti benar, bisa dijelaskan ulang kenapa Tuhan mengijinkan penderitaan, kekerasan, kelaparan dan hal-hal buruk terjadi di dunia?

Diatas sudah dijelaskan bahwa penderitaan bisa hadir di dunia ini karena Tuhan mengutuk bumi akibat kesalahan manusia yang berontak kepada Allah.

Dunia ini bisa ada karena topangan tangan Tuhan, karena Tuhan yang memberikan segala kebutuhan manusia. Saat Tuhan menghukum manusia akibat dosa, Tuhan tetap menopang kehidupan di bumi, tapi Dia seperti "membatasi" kenyamanan manusia.

Hal ini menyebabkan sakit penyakit, kematian dan penderitaan bisa hadir di dunia. Tujuannya adalah agar manusia bisa mengetahui bagaimana rasanya hidup dengan mengandalkan diri sendiri, atau dengan kata lain Tuhan sebenarnya memberikan apa yang manusia inginkan: hidup tanpa penyertaan Tuhan.

Apakah artinya Tuhan jahat? Sama sekali tidak. Saya berikan contoh, misalnya anda punya anak yang setiap hari diberikan uang jajan / uang saku dan kehidupan anak anda aman dan nyaman. Tapi anda berpesan "Nak, uang jajan kamu jangan dibelikan narkoba ya".

Tapi sang anak ternyata malah beli narkoba. Kira2 apa tindakan anda? Apakah tetap memberikan uang jajan? Kalau diteruskan beri uang jajan, maka anak anda akan terus pakai narkoba. Okelah, dia bilang ga akan beli lagi, dia bilang bertobat, tapi jika kenyamanan itu terus ada (uang jajan selalu diberi), sangat besar kemungkinan anak itu akan beli narkoba lagi.

Jadi, sebagai Bapak yang baik, tentu saja harus menstop / membatasi uang jajan itu. Dengan tidak memberi uang jajan, bukan berarti anda tidak perduli, jahat, sengaja ingin membuat menderita, dll, justru sebaliknya, anda melakukan itu karena rasa sayang. Lagipula, walau tidak beri uang saku, toh saya yakin anda akan tetap memberikan / menopang kebutuhan dasar anak anda seperti makanan, dsb.

Sama seperti Tuhan, Dia mengijinkan penderitaan ada justru karena Dia sangat mengasihi kita, Dia ingin kita kembali dan bergantung kepadaNya. Karena hanya di dalam Tuhan sajalah kita bisa kuat menghadapi segala macam hal, termasuk penderitaan.

Yang kita harus selalu ingat adalah, walaupun ada penderitaan yang begitu besar, tapi Tuhan tidak pernah berhenti menopang kehidupan kita. Buktinya kita sampai detik ini masih bisa buka internet.

Lalu apa yang harus kita lakukan saat kita masih berada di dalam dunia yang rusak dan penuh dengan penderitaan? Tentu saja kita harus dengan sekuat tenaga membantu orang lain untuk mengurangi penderitaan mereka agar mereka bisa merasakan penyertaan Tuhan melalui kita.

Analoginya seperti ini:

Ada seorang konsumen tukang cukur yang bertanya kepada pencukur: "kenapa ada penderitaan di dunia?"

Sang tukang cukur menjawab:

"Saya ini adalah seorang tukang cukur, saya benar-benar ada dan setiap hari saya buka, tapi kenapa di luar sana masih banyak orang yang gondrong, rambutnya tidak rapi dan tidak terawat?" ( - The Barbershop )

Sekarang begini, jika tidak ada penderitaan di dunia ini, apakah kalian pikir manusia mau mencari Tuhan? Kemungkinan besar tidak, karena manusia akan berpikir bisa hidup baik tanpa Tuhan, mereka berpikir sama sekali tidak memerlukan Tuhan.

Satu hal yang akan terjadi jika tidak ada penderitaan dan tidak ada Tuhan yang mengontrol keadaan: Manusia akan semakin hancur dan semakin tidak seperti manusia yang diciptakan segambar dan serupa dengan Allah.

Sudah begitu banyak contoh orang-orang yang memiliki segalanya dan "tidak menderita" pada akhirnya melakukan hal-hal yang tidak manusiawi.

  • Ada Tuhan + tidak ada penderitaan = hidup damai sejahtera jasmani dan rohani -> pernah terjadi pada awal penciptaan dan akan terjadi lagi nanti pada waktunya Tuhan
  • Ada Tuhan + ada penderitaan = kita bisa hidup damai sejahtera secara rohani jika menerima Tuhan di hidup kita, namun kita masih bisa merasakan penderitaan jasmani. Walau demikian, penderitaan itu akan terasa ringan jika kita hidup di dalam Tuhan.
  • Tidak ada Tuhan + Tidak ada penderitaan = manusia akan semakin liar dan melakukan hal-hal yang luar biasa jahat.

Kalau kamu masih mengganjal kenapa Tuhan membiarkan penderitaan terjadi, baca artikel:

3 Alasan Tuhan mengijinkan pergumulan terjadi klik disini

Apakah Tuhan benar-benar tidak perduli dengan dunia ini sehingga Dia tinggal diam saja dan tidak berbuat apa-apa tentang penderitaan manusia?

Jawaban singkat: Tuhan sangat perduli kepada dunia ini, bahkan karena begitu besar Kasih Tuhan terhadap dunia, dia mengirim Tuhan Yesus ke dunia.

Tuhan sangat mengasihi dunia ini, bahkan Tuhan pernah datang ke dunia dalam wujud Tuhan Yesus dan merasakan semua kelemahan manusia serta menanggung semua penderitaan manusia.

Apa tujuan Tuhan Yesus datang ke dunia? adalah untuk menyelamatkan manusia, agar manusia yang sudah memberontak bisa diterima lagi di surga dan merasakan kehidupan kekal yang bebas dari sakit penyakit, penderitaan dan kematian.

Jadi, walaupun kita hidup menderita di dunia ini, namun kita harus ingat bahwa kita memiliki harapan untuk hidup bebas dari penderitaan di surga nanti.

Untuk lebih paham tentang tujuan kedatangan Yesus ke dunia, baca artikel:

Hubungan penyaliban Yesus dan penebusan dosa klik disini.

Ingatlah dua point dibawah ini saat kalian melihat ada penderitaan di muka bumi ini dan berkata Tuhan itu tidak adil:

  1. Tuhan pasti berikan KEKUATAN untuk menghadapi situasi paling buruk yang bisa dibayangkan dunia KALAU manusia mau berserah total kepadaNya. Ingatlah rasul-rasul yang dibunuh, disiksa, dipenggal, dsb namun tetap bersukacita dalam Tuhan.
  2. Terlebih dari itu, Tuhan menawarkan kehidupan kekal, abadi dan penuh sukacita bersamaNya. Jadi, walaupun saat ini ada penderitaan, namun itu hanya sementara.

Sekarang saya berikan contoh yang benar-benar nyata sering terjadi di dunia ini.

Anda misalkan memiliki seorang anak yang sedang sakit keras dan sangat menderita. Anda mulai mempertanyakan keberadaan Tuhan karena Anda berpikir Tuhan yang maha pengasih seharusnya menyembuhkan anak anda, kenapa Dia diam saja dan tidak berbuat apa-apa?

Saat anak anda berbaring di tempat tidur dalam kondisi sekarat, menurut anda apa yang seharusnya anda katakan kepada anak anda?

Jika anda tidak percaya adanya Tuhan, maka seharusnya yang anda katakan adalah: "Tenang saja nak, sebentar lagi kamu mati dan hilang dari dunia ini, ga usah khawatir" atau "Nak, saya bunuh kamu saja ya biar kamu tidak menderita"

Apakah itu yang ingin anda katakan? Kalau anda mengatakan: "saya pastinya tidak akan mengatakan hal itu, karena saya memiliki perasaan". Nah, saya tanya kepada anda, kenapa anda bisa memiliki perasaan kalau bukan diberikan oleh Tuhan?

Kalau secara pemikiran dan secara ilmiah, anda tidak perlu merasakan terlalu bersedih karena anak anda hanyalah "segumpal daging" atau sebuah mahluk yang pernah ada di dunia ini, tidak ada artinya.

Bukankah menurut penelitian, perasaan itu hanyalah sejumlah reaksi kimia yang terjadi di dalam otak dan tubuh anda. Berarti tidak perlu terlalu dipikirkan bukan?

Tentu saja akan sangat berbeda jika anda adalah seseorang yang percaya Tuhan. Saat anak anda sakit keras dan pasti akan meninggal, maka anda bisa membisikkan di kupingnya sesuatu yang akan membuat dirinya tenang.

Anda bisa berkata: "Tenang saja nak, Tuhan Yesus sudah menyediakan tempat bagimu di surga, kamu akan segera lepas dari penderitaanmu, percayalah kepadaNya".

Jika kamu menjadi atheis karena Tuhan tidak jawab doa kamu, baca artikel:

Kenapa Tuhan tidak menjawab doa saya?

Saya tetap tidak percaya Tuhan itu ada karena begitu banyak hal buruk yang terjadi di dunia ini!

Kalau masih belum bisa terima juga, sekarang saya kasih pertanyaan. Apakah Tuhan sanggup untuk mencegah Adam dan Hawa makan buah terlarang (Apakah Tuhan sanggup mencegah manusia melakukan kejahatan)?

Jawabannya adalah tentu saja bisa. Tapi coba bayangkan jika kamu seandainya ingin berbuat dosa lalu tiba-tiba badan kamu jadi kaku dan kamu kehilangan kontrol tubuh kamu lalu bergerak sendiri seperti boneka yang digerakkan oleh tali.

Apa itu kehidupan yang kamu mau? Kalau kamu mau hidup di dunia yang bebas penderitaan, maka kamu harus mau hidup seperti boneka atau robot yang di kontrol untuk tidak berbuat jahat. Dengan kata lain, ada harga yang harus dibayar untuk sebuah kebebasan.

Ingatlah, kita semua adalah penyumbang kejahatan yang ada di dunia ini, walaupun sekecil apapaun itu, kita pasti pernah berbuat dosa.

Jadi, Tuhan tidak ingin kita menjadi seperti robot, Dia memberikan manusia kebebasan. Hanya saja manusia menyalahgunakan kebebasan itu. Intinya adalah, jangan menyalahkan Tuhan atas penderitaan dan kejahatan yang ada di dunia ini. Ingatlah, kita pun ikut andil dalam kejahatan yang terjadi, bahkan masih melakukannya setiap hari.

Contoh sederhana, mencontek atau titip absen di kelas, itu adalah kejahatan yang bisa membuat Indonesia tidak maju, menciptakan manusia tidak berkualitas lalu menciptakan kemiskinan; kalau miskin nanti (bisa) jadi perampok, dst. Lihat kan? Dari dosa yang "kecil" saja dalam jangka panjang bisa menyebabkan pembunuhan.

Selain itu, kalau kalian benar-benar atheist sejati, kenapa harus peduli dengan kejadian dunia, manusia membunuh manusia itu hal yang biasa, tidak ada bedanya dengan seekor kodok yang memakan ratusan nyamuk atau lalat. Bukankah menurut kalian derajat semua mahluk hidup sama saja? Hanya saja kalian lebih beruntung karena "berevolusi" dan menjadi lebih pintar.

Kalau jawaban kalian adalah: "Karena saya mengasihi orang lain" itu merupakan salah satu bukti lagi bahwa kalian itu adalah DICIPTA bukan hasil evolusi.

Kalian memiliki kemampuan untuk mengasihi orang lain yang bukan saudara dan darah daging sendiri, itu adalah karena karena manusia dicipta menurut peta dan teladan Allah, TUHAN yang menaruh rasa kasih (atau moral) di dalam manusia

Kalau kalian mengatakan moral itu adalah hasil evolusi atau perkembangan otak, maka siapa yang memberi kalian hak untuk membunuh binatang untuk dimakan? Bukankah itu sama saja kalian semena-mena terhadap mahluk hidup lain yang sederajat dengan kalian.

Kalau kami orang Kristen percaya bahwa Tuhan menciptakan manusia dengan derajat yang lebih tinggi dibanding ciptaan yang lain.

Kalau Tuhan itu kasih, kenapa Dia menciptakan neraka?

Banyak orang yang mengatakan Tuhan itu jahat karena Dia menciptakan neraka. Tuhan menciptakan neraka karena selain kasih, Dia adalah Tuhan yang adil. Neraka adalah bentuk keadilan Tuhan.

Kenapa di dunia ini ada penjara? Karena ada orang-orang yang memang pantas untuk di penjara.

Dua hal yang perlu kita ingat adalah:

  1. Tuhan sudah memperingatkan di AWAL bahwa jangan berbuat dosa atau kalian akan di hukum.
  2. Tuhan ingin agar manusia tidak masuk neraka. Bahkan karena begitu besar kasihNya, Tuhan sampai merelakan Yesus menderita dan mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia.

Jadi, jangan berkata Tuhan itu jahat karena dia menciptakan neraka, namun ingatlah Tuhan yang kasih dan menginginkan kita kembali kepadaNya.

Biasanya orang-orang yang protes "kenapa harus ada neraka" adalah orang-orang yang ingin melawan kehendak Tuhan, karena mereka tidak mau taat perintah Tuhan, ingin menikmati dosa.

Lebih lengkap mengenai topik ini bisa membaca artikel: Kenapa Tuhan tidak membuat semua orang masuk surga?

Kalau Tuhan itu ada, kenapa Dia tidak pernah jawab doa saya?

Baca artikel: kenapa Tuhan tidak jawab doa saya klik disini

Kenapa orang yang tidak percaya Tuhan (atheist) terlihat hidupnya lebih bahagia, lebih sehat, lebih kaya, lebih enak dibanding orang yang beragama?

Ada dua kemungkinan:

Pertama, anda hanya melihat luarnya saja. Walau mereka terlihat begitu bahagia, namun belum tentu kenyataanya demikian.

Saya sudah sangat sering melihat orang-orang yang terlihat memiliki kehidupan sempurna namun setelah saya mengenal lebih dalam ternyata begitu besar pergumulan yang mereka hadapi.

Kemungkinan kedua, memang mereka hidup "bahagia" semua keluarganya sehat, keuangan lancar, tidak ada masalah sama sekali dalam hidup mereka.

Wah, kalau begitu saya mau jadi atheist saja kalau hidupnya lebih nyaman. Eits.. jangan salah, mereka bisa hidup nyaman karena sebenarnya iblis lah yang memberikan kenyamanan itu.

Iblis bisa memberikan apapun yang manusia inginkan. Kekayaan, ketenaran, kekuasaan, semuanya bisa setan berikan. Tujuannya cuma satu, ingin menjauhkan anda dari Tuhan, ingin mendoktrin bahwa anda tidak perlu Tuhan.

Kalau hidup anda terlalu lancar, terlalu nyaman, maka anda sebaiknya waspada dan segera cari tahu apakah anda hidup di jalan Tuhan atau hidup di jalan Iblis.

Orang yang memilki segalanya akan berpikir itu semua adalah kerja keras dirinya atau keluarganya, dia akan berpikir hidupnya baik-baik saja dan aman sampai 7 turunan, pada akhirnya dia akan merasa tidak memerlukan Tuhan (kemenangan bagi iblis ).

Selain itu ada satu hal yang perlu diingat, orang-orang seperti ini (yang memiliki segalanya) biasanya akan tidak pernah terpuaskan dan selalu memiliki lubang hitam di hatinya yang tidak pernah bisa diisi.

Namun saya tahu bahwa cukup banyak tokoh-tokoh atau orang-orang penting di dunia yang atheis dan (seakan-akan) terlihat hidupnya sangat sempurna, sangat baik kepada orang lain dan memberi kontribusi yang banyak untuk perbaikan kualitas hidup manusia.

Untuk hal ini saya hanya bisa mengatakan: mereka begitu bodoh untuk tidak percaya kepada Tuhan. Kebaikan yang mereka lakukan walau berguna bagi orang lain namun tidak ada gunanya bagi mereka sendiri, itu semua sia-sia belaka. Dengan kata lain, mereka tidak tahu apa yang mereka lewatkan (they don’t know what they missed).

Mereka pada dasarnya tahu bahwa dirinya bukanlah hanya segumpal daging hasil evolusi belaka, di dalam hati mereka mengetahui hal itu. Tapi mereka tidak mau perduli, mereka menolak Tuhan yang sejati; tuhan mereka adalah diri mereka sendiri, mereka terus menerus melakukan "kebaikan" (atau hal lainnya) untuk membuat dirinya merasa bahagia, tapi sebenarnya hanya untuk mengisi kekosongan yang ada di hidupnya; kekosongan yang sebenarnya hanya bisa diisi oleh Tuhan.

Oleh karena itu, jangan heran melihat seorang atheist yang bekerja sangat keras dari pagi sampai pagi lagi karena mereka berusaha mengisi kekosongan dalam hidupnya.

Kenapa Tuhan seperti seperti melarang manusia melakukan hal-hal yang menyenangkan dengan memberikan hukum Tuhan?

Jawaban singkat:

  1. Agar kita tidak liar
  2. Karena Tuhan menginginkan kita hidup sebagai manusia yang bermartabat dan menurut peta teladan Tuhan

Apakah Anda yakin menginginkan "kebebasan"?

Apa sih definisi bebas menurut Anda? Atau hal-hal yang menyenangkan menurut anda, hal yang memuaskan hati manusia?

Biasanya orang yang menanyakan pertanyaan diatas adalah orang-orang yang menginginkan melakukan dosa namun tahu kalau itu dilarang

Ok, saya ambil contoh mengenai seks bebas. Banyak pria atau wanita yang ingin melakukan seks bebas namun tau itu adalah dosa. Akhirnya mereka protes "Kenapa Tuhan melarang hal yang menyenangkan ini? Kan ini tidak merugikan orang lain."

Tuhan melarang itu karena tubuh anda adalah bait Allah yang harus dijaga kekudusannya. Tapi selain itu, ada alasan lainnya, yaitu Tuhan menginginkan yang terbaik bagi Anda.

Tanpa kita sadari, hal yang terlihat "menyenangkan" itu justru akan membuat kita tidak bebas.

Jika anda melakukan seks bebas tanpa perasaan bersalah sama sekali, secara tidak sadar anda akan terikat dengan hal itu. Tidak percaya dengan saya? berikut buktinya

  1. Orang yang melakukan seks bebas seringkali merasa kosong. Selalu merasa kurang-kurang terus. Kurang puas, kurang "greget". Akhirnya mencari metode-metode seks lain yang lebih liar. Namun setelah dilakukan tetap merasa kurang, seperti ada sesuatu yang hilang.
  2. Orang pencandu seks akan menjadikan seks sebagai standar kebahagiaan mereka. Kalau kehidupan seks mereka tidak bahagia, demikian juga dengan kehidupan sehari-hari mereka. Seks adalah tolak ukurnya.

Apakah ini kebebasan yang anda ingingkan? Anda merasa seolah-olah bebas, namun sebenarnya anda semakin terikat dengan keinginan anda.

Bagaimana kalau suatu saat pasangan anda tidak mampu memuaskan anda? Kalau sudah kecanduan dan sudah terikat dengan dosa, maka dengan mudah anda akan meninggalkan pasangan anda. Atau jika anda tidak bisa meninggalkan karena satu dan lain hal, maka pasti anda akan terasa tersiksa karena anda sudah terikat dengan dosa seks.

Hal ini tidak hanya mengenai seks belaka, namun juga menyangkut keinginan-keinginan lainnya yang berdosa, misalnya keinginan untuk kaya atau berkuasa dengan cara yang salah, dsb.

Jika hati kalian bersikeras ingin melakukan "kebebasan" melakukan APAPUN yang kalian inginkan walaupun sadar itu dosa, maka bisa saja Tuhan akan membiarkan kalian menjalani pilihan anda.

Namun jangan bingung karena suatu saat kalian akan merasa kurang, kalian akan merasa ada sesuatu yang hilang, kalian akan kehilangan arti hidup, kalian akan merasa KOSONG. Apakah ini kebebasan yang kalian inginkan?

Kebebasan yang sejati adalah bebas dari dosa atau bebas berkata tidak kepada dosa.

Bagaimana caranya terbebas dari dosa?

Baca artikel: Terbebas dari belenggu dosa klik disini.

Ok, mungkin contoh diatas agak sedikit ekstrim. Maka saya akan mengambil contoh yang sepertinya sudah mulai umum di Indonesia, yaitu melakukan seks sebelum menikah.

Sekilas seperti tidak ada yang salah, dilakukan atas dasar suka sama suka, melakukan karena "cinta", bukan karena nafsu (katanya) dan tidak merugikan orang lain. Tapi kenapa dilarang Tuhan?

Jawabannya sama seperti diatas: karena Tuhan ingin kalian kudus dan juga Tuhan tahu yang terbaik bagi Anda.

Kita sekarang lihat dari fakta saja, negara yang memandang sex before married itu hal biasa, memiliki tingkat perceraian yang sangat tinggi (contohnya Amerika).

Selain itu, saya mengetahui sendiri dengan secara langsung berapa banyak kehidupan yang hancur karena melakukan seks sebelum menikah.

Mungkin kalian tidak percaya dan mengatakan saya hanya mengada-ngada, omong kosong belaka, dsb. Itu adalah pilihan anda, setidaknya saya sudah memperingatkan dan jauh lebih bijaksana mencegah daripada kalian suatu saat sudah terjatuh baru sadar.

Ingatlah, semakin kalian menuruti keinginan dosa, semakin kalian akan terikat dan sulit untuk melepaskan diri.

Lalu bagaimana ciri-ciri menjalani kehidupan yang benar? Apakah kita harus menderita, harus tidak nyaman? atau harus menyiksa diri?

Kita ini adalah peta teladan Allah, jadi seharusnya dalam kehidupan sehari-hari kita harus berusaha semakin serupa dengan Tuhan.

Seperti apa itu? Untuk mudahnya bacalah Alkitab lalu tirulah sikap Tuhan Yesus. Berikut beberapa contoh sikap Tuhan Yesus:

Pertama, Tuhan Yesus tidak pernah dengan sengaja menyiksa / melukai dirinya sendiri, itu perbuatan yang bodoh dan tidak ada gunanya, jadi jangan pernah melukai diri anda dengan pikiran ingin ikut merasakan penderitaan Yesus, itu adalah hal yang sia-sia.

Kedua, Yesus selalu memikirkan orang lain, Dia banyak menyembuhkan orang dan tidak memandang latar belakang, agama yang sebelumnya dianut, jabatan, dsb..

Ketiga, Yesus rela menderita dan mati bagi orang lain (seluruh umat manusia lebih tepatnya).

Keempat, Yesus selalu mengabarkan injil karena Dia ingin manusia diselamatkan.

Kelima, Yesus lemah lembut namun juga tegas

Dan masih banyak sifat-sifat Tuhan yang bisa kalian temukan di dalam Alkitab.

Yang pasti, kalau kalian berada di jalur yang benar, maka hidup kalian akan penuh dengan tantangan. Namun jangan kahwatir, justru tantangan itu akan memacu kalian lebih baik dan lebih baik lagi.

Sepertinya hidup di jalan Tuhan begitu berat dan tidak bahagia, apa benar begitu?

Definisi berat itu relatif. Seorang anak kecil mungkin akan terasa berat membawa beban 5 Kg, tapi bagi orang dewasa beban 5Kg adalah enteng.

Sama seperti kita, walau terlihat kita menghadapi kehidupan yang berat, namun Tuhan pasti berikan kita kekuatan untuk menghadapinya.

Tuhan akan memberikan penderitaan atau lebih tepatnya tantangan agar kita bisa bertumbuh dalam iman. Ingatlah hal berikut:

  • Tuhan tidak akan memberi penderitaan yang kalian tidak sanggup hadapi
  • Jika iman kalian lemah, kalian hanya diberikan tantangan yang sepele. Semakin DEWASA iman kalian, tantangan kalian pun akan semakin besar. Namun kalian akan semakin bisa merasakan penyertaan Tuhan yang luar biasa.

Mengenai apakah kita bahagia bila mengikut jalan Tuhan, maka jawabannya adalah: bagaimana cara memandang anda terhadap Tuhan.

Jika kalian melakukan hal-hal baik dengan harapan anda masuk surga atau agar Tuhan senang kepada Anda, maka hidup anda akan seringkali begitu berat dan tidak terasa bahagia.

Atau lebih tepatnya jika anda taat karena menginginkan sesuatu atau imbalan dari Tuhan atau karena takut hukuman, takut masuk neraka, jika kalian berpikir "saya bisa masuk surga kalau saya sudah cukup suci" maka anda akan menjalani kehidupan dengan berat.

Orang-orang yang selalu melakukan perbuatan baik dengan pola pikiran "Saya tidak cukup suci untuk masuk surga, oleh karena itu saya harus beramal sebanyak-banyaknya" secara sekilas seperti terlihat mulia, namun sebenarnya itu mencemooh Tuhan.

Kok bisa? Pemikiran seperti itu sama saja mengatakan "Keselamatan adalah bergantung kepada diri saya sendiri" Jika saya baik, maka saya LAYAK masuk surga. Jika saya kurang baik, maka saya belum layak masuk surga.

Yang harus kalian ketahui adalah, tidak ada satupun manusia yang layak masuk surga. Baca artikel: apa orang yang tidak percaya Yesus bisa masuk surga?

Jika anda meyakini bahwa Yesus sudah menebus anda diatas kayu salib, maka cara pandang kalian terhadap kehidupan akan berbeda.

Keselamatan yang kita terima di dalam Yesus Kristus semata-mata hanya oleh anugrah, bukan karena kekuatan kita atau perbuatan baik yang kita lakukan.

Yesus sudah memberikan harta yang tidak ternilai harganya, Dia sudah menyerahkan nyawaNya demi kita, untuk menanggung hukuman yang seharusnya kita terima. Yesus sudah memberikan darahNya yang sangat mahal bagi kita.

Itu artinya:

  • Tuhan sudah menerima kita dengan segala kekurangan kita
  • Tidak ada yang perlu kita takutkan dan khawatirkan. Dalam Filipi 1:21 tertulis: "Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan."

Tidak ada alasan bagi kalian untuk tidak bahagia karena kita punya Tuhan yang menjamin kehidupan kita, bukan hanya kehidupan di dunia ini, namun juga kehidupan nanti setelah kalian mati.

Jadi, anda taat bukan karena ingin masuk surga, namun karena kalian sudah memiliki tiket masuk surga, maka kalian harus taat. Dengan kata lain, karena Allah sudah menerima kita melalui karya penebusan Yesus Kristus, maka kita harus taat.

Sederhananya, kalau kalian anak presiden, maka bersikaplah seperti anak presiden, hidup benar, bantu orang banyak. Jangan malah mempermalukan presiden dengan berbuat jahat, foya-foya, berzinah, dsb.

Demikian juga kalau kalian adalah anak Tuhan, maka bersikaplah seperti anak Tuhan.

Dengan memiliki pemahaman bahwa kita sudah terdaftar sebagai warga kerajaan Allah, walau kehidupan anda terlihat begitu berat di mata dunia, namun anda akan merasakan kebahagiaan dan ketenangan, terlebih lagi anda akan merasakan penyertaan dan kehadiran Tuhan yang menguatkan anda.

Bagaimana seharusnya sikap kita terhadap orang-orang yang tidak percaya Tuhan?

Kita harus memberitakan injil kepada mereka bahwa pemikiran mereka itu salah. Bagaimana jika mereka menolak? Kita harus tetap mengasihi mereka, sama seperti kita mengasihi saudara seiman kita.

Mungkin saja di akhir hidup mereka nanti akhirnya bertobat.

Selain itu, Tuhan mengasihi semua orang, termasuk orang-orang jahat. Dia memberikan matahari dan hujan bukan hanya kepada orang-orang baik, namun juga kepada orang jahat.

Namun bukan berarti Tuhan mentoleransi kejahatan, karena setiap manusia suatu saat akan diminta pertanggung jawabannya.

Jadi, seperti kata Tuhan Yesus: kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi dirinya.

PENUTUP

Sebagai penutup saya ingin mengatakan:

Jika kami, orang kristen, yang percaya kepada Tuhan Yesus, Allah yang penuh kasih, namun ternyata pada akhir hidupnya mengetahui bahwa Tuhan itu ternyata tidak ada, maka kami tidak akan rugi apa-apa.

Kami menjalani hidup ini dengan berlimpah kasihNya yang NYATA dan memampukan kami untuk mengasihi orang lain dan memberi kekuatan dalam menghadapi segala pergumulan dunia.

Orang atheist akan menolak pernyataan diatas dan mengatakan "Perasaan itu hanyalah tipuan dari Alkitab semata, Alkitab itu hanyalah buku moral, sama seperti kitab-kitab moral lainnya"

Tapi saya beri pertanyaan kepada anda yang Atheist. Bagaimana kalau seandainya anda salah? Bagaimana kalau Tuhan terbukti benar-benar ada?

Tentu saja anda akan rugi besar. Dan TIDAK ADA KESEMPATAN KEDUA setelah anda mengalami kematian.

Saran saya, bertobatlah mulai dari sekarang mumpung masih ada kesempatan. Jika anda menolaknya sekarang namun pada satu titik dimana sesaat lagi anda akan mati dan Tuhan masih berbelas kasihan kepada Anda, berikan kesempatan anda untuk mengetahui bahwa Dia benar2 ada, segeralah bertobat saat itu juga dan terima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat anda.

Banyak orang gagal merasakan kehadiran Tuhan karena dia memerintahkan Tuhan untuk menjadi pribadi yang sesuai dengan keinginan hatinya.

Catatan: Kalau ada orang "kristen" yang tidak membawa kebaikan di dunia ini dan malah menghancurkan, jangan salahkan Alkitab atau salahkan Tuhan. Tapi itu adalah karena kekurang mengertian mereka terhadap Firman Tuhan yang benar.

Baca juga: Tuhan mana yang harus saya pilih?


Kontak: gadogacom[at]gmail.com

Artikel Lainnya:

 

©2009-2023 gadoga.com luF
Disclaimer | Kebijakan Privasi